Jumat, 13 Januari 2012

Teman Menulis Jarak Jauh

saya bertekad sejak lama membuat tulisan untuk seorang sahabat yang walaupun hanya bertemu suatu kali namun nyata selalu berbagi
berbagi cerita, cita dan spirit menulis
adalah Guri Ridola namanya
pria supel periang dan puitis
ehm kenapa harus ada puitis?
karena baru pertama kali saya punya kawan yang sampai bahasa sms nya saja puitis dan saya jadi ketularan

kesamaan yang mempertemukan kami, nasib sama-sama masuk di Room Creative Writing pada event Future Leader Summit di Undip Semarang tahun lalu adalah tempat dimana kami pada awal sebelum berjumpa saling mengenal di group Facebook
yang paling saya ingat adalah ketika seorang kawan, mengomentari namanya
dia dengan jenaka berkata
"guri, gak pake h"
saya dalam hati berujar, ini orang kalo gak lucu ya garing sekalian
ternyata semua tebakan saya salah
pada saat perjumpaan di FLS, di sebuah ruang yang cukup luas menampung kami yang berjumlah sekitar 30 orang, dengan cepat saya dapat mengenali sosok satu ini
selain karena kaum adam yang jumlahnya minim di Room Creative Writing, dia memang sudah menonjol dengan sendirinya
dengan postur yang cukup ideal dan rambut gondrongnya yang entah kenapa cocok dan terlihat seniman sekali di parasnya
ternyata setelah bercakap, kok logatnya sumatera sekali? lebih tepatnya padang
dari kampuang awak juga rupanya :)
perbincangan yang cukup intens terjadi di stand nya Mbak Trinity (speaker di room saya)
ketika saya sedang galau menatap setumpuk novel The Naked Traveler, kemudian sosoknya lembut menyapa tepat disebelah saya
anehnya saya kaget campur senang
sepertinya ini saatnya memulai percakapan dengan pria yang sedari di room tadi cukup mencuri perhatian dengan gesturnya yang peramah dan aktif
sangat berbanding terbalik dengan saya yang pemalu dan cuek saja kemana-mana sendiri :p
"sepertinya semuanya bagus. aku mau beli ah. kamu ngga beli?"
"hmm nanti deh, masih bingung" jawabku bimbang tapi senang #lho
lalu pembicaraan mengalir ringan sembari berjalan bersama mengelilingi stand yang berderet di auditorium
lalu dengan dodolnya saya kemudian asyik sendiri, meloncat kesana kemari bertanya-tanya pada petugas stand dan teman baru pun kutinggal
kemudian pucuk dicinta ulam tiba, saat masuk kembali ke room dan dibagi kelompok untuk membuat zine berkelompok, saya satu kelompok dengan Guri.
*koprol dalam hati*

kegiatan membuat zine bersama ini membuat saya dengan kilat sedikit banyak mengenal sosok yang barusan kutinggal kesana kemari ini
dia berjiwa pemimpin, ramah, aktif dan kreatif
selalu muncul ide-ide nya yang bisa dibilang unik untuk saya yang waktu itu terkesan cool and calm (padahal bingung) haha
dan ketika diskusi berlanjut untuk menentukan project room kami, dia menjadi salah satu leader yang mengkoordinir ide-ide dari seluruh anggota room 
aku sih asik saja mengamati dan diam-diam mengagumi
sampai akhirnya saat perpisahan tak tau kenapa, saya bertekad mau foto bareng dia
yaa sama yang lain juga sih
tapi kok kayak mau minta foto sama orang yang dikagumi gitu loh
deg-deg an 
kalau ingat jadi malu
lalu dengan baiknya dia menemani mengambil sertifikat
ah baiklah pokoknya
hahaha makasih ya Gur :)

-
selang berlalu setelah kebersamaan singkat yang cukup membekas di hati, ada suatu masa ketika kami cukup intens berkomunikasi dan membagi cerita dan mimpi masing masing
yang sampai sekarang saya kagumi, dia sangat aktif di komunitas sastra & budaya nya di Semarang sana
setiap tulisan di blognya membuat aku tepana
pemilihan kata dan alunan ceritanya selalu membahana
sedikit banyak aku belajar dari sana

sekarang setiap ada gerakan masive menulis di blog, saya seperti menemukan amunisi untuk menulis kembali
ya karena bersama si Guri ini
dia yang paling mendukung dan mengingatkan saya untuk menulis
walaupun ya tulisan saya hasilnya gak seberapa
oia paling terharu waktu dia selama beberapa minggu mengingatkan saya untuk membeli dan membaca Kompas Minggu
saya dasarnya pelupa, malah merepotkan dia saja setiap minggu
dan tetap lupa beli koran
haha makasih ya Gur :)

sekarang saya menulis ini sambil tersenyum dan mengingat-ingat betapa tengil nya saya waktu itu, sok kalem tapi diam diam gerilya mengamati si Guri ini
lucu saja lihat itngkah polahnya 
apalagi logatnya :)
hehe lega rasanya akhirnya bisa membuat sebuah tulisan sekaligus pengingat kisah bagaimana saya bisa 'jatuh cinta' dengan kata-kata puitis nan membius dari seorang pria muda dengan semangat yang membara
semoga semangat menyelesaikan skripsinya juga membara yah Gur :)

sekali lagi, terima kasih selalu ada untuk menginspirasi
sukses dan peluk jauh untuk kesuksesanmu
ditunggu di Bandung, Gur!

sedang asyik baca puisi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar