Sabtu, 21 Januari 2012

#HappyPlay with Kummara

Kebahagiaan itu bisa datang dari mana saja sumbernya. 
Kita sadari atau tidak, bahagia itu sederhana. 
Sesederhana bermain bersama adik-adik kecil, pasien di Polianak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Saya dan Finna bergegas menaiki tangga menuju Polianak RSHS. Kecanggungan yang dirasa tatkala masuk ke lingkungan RS yang cukup penuh oleh pasien dan tata letak RS yang sedikit njelimet tak menurunkan antusiasme saya untuk segera bergabung dengan teman-teman dari Kummara yang terlebih dulu tiba disana. Ya, pagi itu Kummara menggelar program #HappyPlay yang dikomandoi oleh Darlene Vitri. Sebelumnya kegiatan ini sudah pernah digelar oleh Kummara. Sejak bergabung menjadi Volunteer Indonesia Bermain tempo hari, saya sudah ‘mengincar’ kegiatan ini dan dengan semangat selalu minta update apabila Kummara akan kembali menggelar #HappyPlay.

Rasa penasaran saya terjawab setelah kurang lebih beberapa minggu yang lalu Vitri memberi jarkom untuk meeting volunteer #HappyyPlay. Sayangnya kala itu saya berhalangan hadir. Ketika akhirnya tanggal #HappyPlay ditentukan, Kamis 19 Januari 2012 ditetapkan saya berjanji akan menghadirinya.

Masuk ke bagian Polianak RSHS, mata saya berkeliling ke penjuru ruangan. Akhirnya saya menemukan sosok teman-teman Kummara di belakang kursi-kursi tunggu pasien. Rupanya disana terdapat lahan berbentuk persegi panjang sekitar 6 meter x 2 meter yang beralaskan lantai kayu berpagar kayu dengan cat warna warni pastel. 

Dalam hati saya berujar, “ooh seperti ini toh tempat bermain kita. Rasanya hampir disetiap RS disediakan fasilitas ini. Namun seingat saya, tidak terlalu dimaksimalkan. Seperti di RS kebanyakan yang saya temui.

Sedikit canggung saya menatap ruang bermain itu. Setelah menyapa teman-teman Kummara, saya mencoba masuk dan bergabung ke dalam ‘arena’ bermain hari itu. Di dalam telah ada Augi dan Anchi. Menyusul kemudian Puput dan Nisa. 

Kenapa diawal saya bilang sedikit canggung? Pertama saya bukan tipe child person yang bisa dengan manis menyapa setiap anak kecil yang berada di dekat saya. Tapi lambat laun saya melunak kok. Maka dari itu ajang #HappyPlay ini bisa dibilang juga merupakan tantangan tersendiri untuk saya. Hasilnya tak mengecewakan. Saya berhasil berbaur dengan adik-adik yang ‘terjebak’ bermain bersama saya. Haha :D 

Yang kedua, saya belum pernah bermain board game nya Kummara. Saya juga bukan tipe Game Person (lalu saya tipe apaan dong). Saya jarang main game terlebih game konsol/online. Dulu pernah main Punakawan sekali pas datang ke Toys Republic dan dengan sukses merepotkan Mas Windy dan Mas (aduh saya lupa namanya) itu deh, hehe. Tapi berhubung kemarin main sama adik-adik kecil yang range umurnya 2-13 tahun jadi game yang dibawa juga yang mudah dimainkan oleh mereka. Singkat kata, saya bisa main kalo mainnya (yang gampang dan) bareng anak kecil :p hihi

Sialnya, saya keasikan sampai lupa mencatat dan mengingat nama boardgame nya. Tapi jangan sepenuhnya menyalahkan ke dodolan saya. Wong board game nya impor semua, bahkan ada yg instructionnya pake bahasa Jerman. Mata saya sedikit kelilipan bacanya. Ini gimana mainnyaaaa? (frustasi). Hal canggih tersebut dikarenakan board game tersebut dikumpulkan Mas Eko & Mba Kanty (pasangan founder Kummara) yang dulu studi sambil mengumpulkan board game di luar negeri. Jerman dan kota-kota lainnya. Saya terkadang amazed dan kagum dengan mereka yang terpikir untuk mengkoleksi mainan dari berbagai Negara dan berbagi kebahagiaan dengan siapa saja.

Banyak mainan yang kami coba hari itu. Salah satu yang cukup menarik adalah permainan ‘memori’ dimana sejumlah kartu digelar dan tiap peserta mencoa membuka dua kartu untuk mencari padanan gambar kartu yang sama. Gambar di kartu juga sangat menarik. Tentang kesehatan gigi. Banyak gambar lucu yang muncul. Mulai dari dokter gigi, makanan, permen hingga sikat gigi dan odol. Cara mainnya mudah dan seru. Kenapa seru? Karena ternyata daya ingat adik-adik kecil itu lebih kuat. Mereka dengan cepat mengingat dan berhasil mengumpulkan kartu paling banyak. Saya manyun. Sebel kenapa semakin tua semakin pikun. Haha. Kami sesekali terpekik heboh saat satu demi satu kartu terbuka dan menggerutu gemas karena mencoba mengingat letak kartu yang lainnya. 

Selain itu masih ada beberapa board game lain yang lebih mudah dengan warna warni yang ceria. Sangat menarik minat adik-adik disana. Di tengah-tengah sesi bermain mereka disodori kertas gambar dan crayon. Supaya mereka bisa sedikit istirahat, katanya. Jadilah mereka (dan saya) tekun mewarnai gambar. Tak lupa diberi nama masing-masing.

Ada rasa kepuasan tersendiri kala itu. Saya berhasil mengatasi kekhawatiran yang sempat muncul. Permainannya dengan mudah saya kuasai, begitupula dengan adik-adik. Saya selalu menyapa mereka dengan nama, mengajak mereka untuk bersemangat dan ceria. Tertawa, bertepuk tangan bahkan tak ragu mengajak mereka untuk toast apabila mereka berhasil melakukan permainan dengan baik. Semacam reward kecil yang dirasa makin menambah kedekatan personal dengan mereka.

Ditengah keasyikan bermain, saya amati sekitar belasan adik kecil bermain hari itu. Datang silih berganti. Ada yang malu-malu diantar orang tuanya, ada yang dengan percaya diri langsung bergabung dengan kakak-kakak. Tingkah polah mereka membuat bibir dan pipi saya pegal hari itu. Lucu dan menggemaskan. Mereka juga belajar mengalah dan berbagi pada adik yang umurnya lebih kecil. 

Sebagian besar yang ikut bermain menunggu giliran periksa. Ketika saya tanya sakit apa, mereka ada yang menjawab ginjal, paru-paru, leukimia bahkan kala itu ada dua  pasien khusus yang diajak dokter/terapis mereka untuk bergabung menggambar bersama kami. Rupanya adik itu tengah menjalani perawatan khusus. Mereka memiliki suster dan terapis khusus. Sepertinya mereka juga merasa senang bisa berbagi keceriaan ditengah teman-teman sebayanya. 

Tak terasa, suasana ruang tunggu polianak mulai sepi. Rupanya jam menunjukkan pukul 11 siang. Masuk pada jam istirahat. Banyak pasien yang sedang beranjak istirahat maupun telah selesai diperiksa. Mba Kanty dan Vitri member isyarat untuk mensudahi #HappyPlay hari itu. Dengan pelan saya berkata pada adik-adik bahwa kami harus pulang dan akan kembali lagi lain waktu untuk bermain lagi.

Ajakan toast saya sebagai tanda berpisah disambut dengan semangat oleh mereka. Terima kasih Gita, Syaifudin, Judita, Zaki, Ilham, Novi dan semua adik-adik yang telah ikut bermain. Terlebih kepada Tim Kummara, Mba Kanty, Iqbal, Vitri, Windy, dan volunteer; Puput, Agoes, Chita, Nisa, Augi, dan Anchi. Terima kasih banyak.

Sebuah pengalaman yang menyenangkan dan meningkatkan rasa syukur. Alhamdulillah masih diberi kesehatan oleh Allah sehingga bisa mengajak bermain adik-adik yang sedang kurang sehat. Sejenak berbagi tawa dan keceriaan. 

Sampai jumpa lain waktu ya adik-adik. Such a great time with #HappyPlay.
We’re play and we’re happy!
 
 
 great team @Kummara

 coretan warna-warni mereka :)

 big smile all day loong!

 all play, all happy!

1 komentar: