Senin, 09 Juli 2012

Bandung New Emergence Volume #4

Ketagihan! Itu yang saya dan Danti rasakan tiap ke galeri atau pameran. Beres datang ke satu pameran pasti cari cari lagi yang selanjutnya. Menikmati karya seni bukan Cuma kodrat dan hak anak anak jurusan FSRD loh. Kalau kita mau coba datang, nikmati, apresiasi dan resapi pasti menyenangkan. Siapa yang gak senang dikelilingi benda seni nan indah yang dibuat oleh generasi muda Indonesia?



Nah untuk itu saya, Danti dan Finna datang ke Bandung New Emergence volume 4 di Selasar Sunaryo Art Space. Setelah sebelumnya datang Artist Talk tapi ujungnya doing karena telat L Sesampainya kita di SSAS, masuk ke ruang pameran tetap dengan lukisan pak Sunaryo lalu naik ke ruangan atas. Disana rupanya karya yang ditampilkan lebih ‘serius’ untuk penikmat awam macam saya. Tapi perhatian saya tertuju pada sebuah layar kecil yang memutar cerita ‘behind the scene’ masing masing karya disana. Asiknya yang menuturkannya ya sang artist itu sendiri. Ternyata mereka masih muda – muda loh! Oh iya, pameran 2 tahunan ini memang menampilkan karya seniman muda yang sudah mulai ‘meniti karir’ artinya sudah punya karya yang cukup diperhitungkan. Sudah lolos kurasi ketat nampaknya. 





Lanjut ke ruangan selanjutnya yang terpisah di bawah, dekat cafĂ©. Ada 2 ruangan. Di kedua ruangan ini karya yang ditampilkan lebih ‘urban’ dank has anak muda. Yang seru sih waktu kaget dengar suara anjing yang menggonggong saat kita melewati sensor yang entah dipasang dimana. Kocak juga waktu ada satu space mirip tempat nonton dengan deretan kursi kayu. Loh kok yang diputar dvd How I Met Your Mother? Rupanya judul karya nya How I Met Your Artwork. Aah lucu sekalii.




Setelah itu di ruang ketiga ada susunan piring dengan tulisan “in case you haven’t notice I miss you” aah ini aing pisaan! *dalam hati* Bagus sekali ide nya.  Wah pokonya semua karya bagus dan punya identitas masing-masing. Selepas dari ruang pameran, Danti mengingatkan, “oia ke perpusnya yuk, Fan”. Oke setelah Tanya Tanya sama petugas galeri, di balik dan dipojokan sampailah kita ke perpustakaan nya. Wah saya dan Danti seperti gak mau keluar dari sana. Homy, nyaman sekali dengan deretan buku seni lengkap. Petugasnya pun ramah. Saya dan Danti sibuk berkeliling menyusuri tiap deret buku-buku seni itu. Kemudian kami bertekad harus menyediakan waktu lebih untuk kemudian singgah lagi ke perpustakaan SSAS.





Gak terasa disana sangat menyenangkan, seperti banyak sudut yang bisa dinikmati di SSAS, tapi jadwal berkata lain. Jam 4 kami meninggalkan SSAS untuk menonton film Lewat Djam Malam di blitz pvj. Sempat bingung juga karena gak ada poster film nya di pajang, tiketnya sih bisa dibeli langsung di loket. Pas pilih tempat duduk kita bertiga sempat terhenyak. Baru ada 4 orang penonton lain yang beli tiket sebelum kita. Alamat bisa koprol di studio nya nih. Hehe. Oke sip akhirnya total penonton Cuma 8 orang sodara – sodara. Overall ceritanya memang drama ala romansa jadul. Yang menghibur buat saya sih dialognya yang masih baku penggunaan bahasa nya. Lalu aktingnya juga kaku khas jaman dulu. Tapi menarik kok, walau ditengah agak bikin ngantuk. Mungkin karena alurnya datar yah. Buat dedek dedek yang hobi nya nonton film Hollywood memang tidak disarankan sih ya hehe.

Nah begitulah cerita kencan sore yang padat namun sangat menyenangkan bersama kami bertiga. Tunggu cerita ‘perburuan’ pameran di galeri lainnya! Adios!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar