adalah seorang sosok yang secara personal saya kagumi. bukan karena saya merupakan adik kelas semasa SMA, namun karena kemampuan pria asal Tangerang berumur 22 tahun ini dalam mengolah 140 karakter dengan sangat 'berkarakter'. ketika akhirnya saya mengetahui bahwa narasumber merupakan founding father slash admin sebuah akun bernama @itweetb bersama seorang sahabat, Fately, maka saya langsung bertekad untuk mengungkap sisi seorang admin akun popular dari ITB dengan jumlah 9130 followers ini. Perkenalkan sosok yang juga menjadi partner saya menonton beberapa gigs di kota kembang ini, Dena Pratama Putro.
mengambil tempat dikosan narasumber, tanpa babibu saya secara santai menanyakan apa yang tengah menjadi kesibukan fresh graduate Farmasi ITB angkatan 2007 ini.
"kuliah program profesi apoteker,sih. beres lulus kemaren, gue langsung masuk kuliah lagi dan belom semepet liburan"
waah saya cuma senyum senyum dalam hati. saya selalu suka sama pembawaan Dena ini, tenang dan suaranya cenderung satu nada aja. tapi begitu saya gelontorkan pertanyaan inti mengenai 'profesi' nya, mulai terdengar naik turun intonasi pertanda saya pasti akan lupa waktu dalam sesi wawancara ini :p
sejarah lahirnya akun yang didirikan tanggal 20 Mei 2010 berawal dari keberadaan akun kabinet @KM_ITB yang dirasa hanya sebatas 'agenda' kabinet aja. kaku dan belum mengungkap sisi lain mahasiswa ITB itu sendiri. kemudian dengan boomingnya akun semacam @jokeefisien, Dena & Tely yang merasa mahasiswa biasa (harus di bold karena ini inti dari 'kelahiran' @itweetb) ini mencoba mengungkap sisi kampus dari kacamata mahasiswa biasa tersebut. intinya 'anak itb yang melihat anak itb lah'
wuih sedaaap ye?
dengan konsep awal yang ringan, celetukan dan 'generalisasi' subyektif tapi povokatif, akun ini sukses menggaet follower awal sebanyak 1000 follower. ketika pada suatu momentum seorang follower bertanya tentang letak salah satu ruang kuliah dan berhasil dijawab dengan memuaskan (simply karena admin pernah kuliah di ruang itu juga) hal tersebut menimbulkan pemahaman baru dikalangan follower.
bahwa gak hanya untuk mengeneralisasi keadaan sekitar lingkup itb dengan sarkastif & pars pro toto secara jenaka, @itweetb menjadi wadah untuk berbagi info yang sadar gak sadar penting & jadi kebutuhan mahasiswa. makin banyak yang nanya seputar kegiatan kampus (jaman itu belum banyak unit yang punya twitter) KTM ilang sampe info razia!
menyadari Bio merupakan langkah awal yang merepresentasikan sebuah akun, maka dibuatlah bio yang sekarang berbunyi :
Seputar lika-liku kehidupan di ITB. Non-profit, sedikit informatif, sarkastif & pars pro toto. Mention kami untuk kami sebarluaskan berita & cerita kalian :)
dirasa cukup mewakili pesan dari kedua mahasiswa biasa ini sepertinya..
namun pergeseran idealis awal (dari 'generalisasi' keadaan sekitar menjadi lebih follower friendly) tidak dirasa menjadi suatu pengkhianatan, karena setelah melalui pergolakan batin, kedua cowok kece ini sepakat bahwa @itweetb menyampaikan apa yang bisa disampaikan. bukan untuk memikat hati follower tapi kepada kembali pada kaedah 'media informatif' namun tidak kehilangan ciri khasnya :)
sampai ketika admin memutuskan untuk mengungkap jati diri pada lebaran 2010 (silakan cari sendiri di kalender itu tanggal berapa :p) hasilnya? admin merasa tidak ada perubahan yang signifikan tuh. jadi selepas mengungkap identitas, kedua pemuda ini menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya (mesti makan, belajar dan nge twit :p)
beberapa peristiwa gonjang ganjing yang cukup mengangkat eksistensi akun @itweetb diantaranya adalah :
- sengketa parkir ITB yang menggusur kelangsungan akang akang petugas parkir yang kemudian digantikan oleh ISS System. isu ini lumayan mencuat ke ranah publik dengan 'besarnya kekuatan manusia bersatu di dunia maya' menghasilkan kepedulian terhadap nasib para petugas parkir dan membuat donasi untuk mereka.
- kepala babi yang digantung dan aksi pembakaran di wilayah ITB sukses membuat deretan tweet @itweetb yang memberi kabar seputar kejadian menghebohkan ini dimuat dalam detik.com (dengan menyantumkan sumber tentunya)
semua kejadian tadi Dena anggap sebagai sebuah berkah tersendiri. jadi bisa melihat kejadian dari berbagai perspektif dengan 'limpahan' tanggapan dari orang-orang sekitar.
adapun pencapaian tersendiri didapat oleh Dena & Tely ketika berhasil mewawancarai pengisi acara "60 tahun Teknik Fisika" November 2010 dimana jodoh & keberuntungan mneghantarkan mereka untuk menyelinap ke backstage dan sukses berbincang santai namun sarat makna sambil livetweet hasil interview dengan beberapa personil Baby Eat Crackers, Naif dan White Shoes and The Couples Company.
"gila, bagi Tely atau sebagian orang mungkin pengalaman itu terdengar biasa aja. tapi buat gue bisa ngobrol, ngerokok bareng Ale WSTCC sambil berbagi pesan untuk 'melestarikan film lawas Indonesia' & sharing filosofi hidup jadi momen yang paling gak terlupakan."
*dalem hati, 'gue ngerti banget den. gue juga rela kayang buat bisa kayak gitu' (pertanyaannnya; kenapa kayang? haha)
ketika saya angkat topik fenomena berkembanganya SOCIAL MEDIA yang lagi marak di masyarakat, Dena dengan bijak menanggapi bahwa SOCMED merupakan 'perpanjangan tangan' dari informasi yang ada disekitar. intinya dengan maraknya 'melek sosmed' di masyarakat merangsang curiousity untuk lebih cari tau info yang mereka dapet di media. simply dengan nge tweet 'semoga teman-teman di Bali gak kenapa-kenapa' mendorong si pembaca informasi untuk cari tau, minimal googling tentang apa yg memancing rasa ingin tau mereka. saya setuju banget sama Dena soal poin ini :)
namanya jadi ADMIN, pasti ada suka dukanya. Dena agak mikir sih untuk pertanyaan ini. basicly dia merasa gak ada dukanya.
well, sukanya Dena kerap merasa 'lucu' karena merasa "we started nothing" dan ada beberapa tanggapan berbau 'protes' atau bisa dibilang 'nyela'. tapi seimbang juga sama yang dukung. jadi 'protes protes kecil' itu justru yang jadi 'percikan' for spiced up the situation :)
dukanya masih ada yang salah persepsi dengan pikir kalau kedua admin truly mewakili ITB, padahal mereka sangat concern bahwa jangan sampai follower berekspektasi tinggi pada mereka yang sangat ingin meluruskan konsep 'mahasiswa biasa' ini. kata Dena sih, daripada berharap yang oke-oke ntar kecewa (wah bisa diterapkan pada kasus asmara juga nih :p)
ketika ditanya tentang mimpi yang belum terjuwud lagi-lagi Dena merasa dari awal gak ada satu goal tersendiri tentang akun ini. maka saat itu juga (secara spontan) dia menentukan 'jadi pembicara di khalayak umum kampus dengan mengangkat @itweetb' adalah mimpi yang tertunda!
pembicaraan yang seru adalah karena sepanjang sesi interview ini Dena juga menyadari beberapa inti dari kehadiran @itweetb sendiri, dimana @itweetb sesungguhnya adalah mereka berdua (Dena & Tely). ketika tiba saatnya mereka lulus dan akan meninggalkan ITB, belum terpikir untuk menurunkan kepada generasi selanjutnya. "kalau bukan Dena & Tely ya bukan @itweetb"
disini jelas bagi saya bahwa komitmen awal tetap tertanam di benak mereka. berapapun jumlah follower maupun eksistensi akun bukanlah segalanya. tapi 'jiwa & ciri khas berbagi informasi dan generalisasi ala Dena & Tely yang menjadi 'akar' dari akun @itweetb'
dua jam mengalir tak terasa bagi saya dan sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat dan sentausa mengantarkan kepada pertanyaan terakhir sekaligus menutup sesi wawancara malam ini.
Apa Good & Bad Kota Bandung di mata Dena?
Goodnya 'segala yang bisa lo cari itu ada, karena Bandung itu kecil. contoh musik'
Badnya ' keberadaan gank motor yang meresahkan dan problematika jalan rusak yang gak beres-beres'
well seperti prediksi awal, walaupun berwajah & bersuara datar, saya tetap bisa merasakan gejolak antusias seorang Dena dalam memaparkan profesinya sebagai "Admin @itweetb"
ah salam hangat dari saya untuk Dena & Tely. semoga sukses dan selalu berbagi kepada teman-teman ITB maupun siapa saja yang haus akan informasi yang juga menginspirasi dengan kelakar yang khas anak muda :) (berikut kegalau-an nya. Ahey!)
tak lupa saya ingatkan untuk follow @itweetb dan simak itumblrb.tumblr.com untuk mengenal lebih dekat dengan sosok Dena @deppt dan Tely (apaan yah akun twitternya Tely? tanya Dena aah~)
Salam jabat erat bagi dua mahasiswa biasa yang (bagi saya) luar biasa!
mengambil tempat dikosan narasumber, tanpa babibu saya secara santai menanyakan apa yang tengah menjadi kesibukan fresh graduate Farmasi ITB angkatan 2007 ini.
"kuliah program profesi apoteker,sih. beres lulus kemaren, gue langsung masuk kuliah lagi dan belom semepet liburan"
waah saya cuma senyum senyum dalam hati. saya selalu suka sama pembawaan Dena ini, tenang dan suaranya cenderung satu nada aja. tapi begitu saya gelontorkan pertanyaan inti mengenai 'profesi' nya, mulai terdengar naik turun intonasi pertanda saya pasti akan lupa waktu dalam sesi wawancara ini :p
sejarah lahirnya akun yang didirikan tanggal 20 Mei 2010 berawal dari keberadaan akun kabinet @KM_ITB yang dirasa hanya sebatas 'agenda' kabinet aja. kaku dan belum mengungkap sisi lain mahasiswa ITB itu sendiri. kemudian dengan boomingnya akun semacam @jokeefisien, Dena & Tely yang merasa mahasiswa biasa (harus di bold karena ini inti dari 'kelahiran' @itweetb) ini mencoba mengungkap sisi kampus dari kacamata mahasiswa biasa tersebut. intinya 'anak itb yang melihat anak itb lah'
wuih sedaaap ye?
dengan konsep awal yang ringan, celetukan dan 'generalisasi' subyektif tapi povokatif, akun ini sukses menggaet follower awal sebanyak 1000 follower. ketika pada suatu momentum seorang follower bertanya tentang letak salah satu ruang kuliah dan berhasil dijawab dengan memuaskan (simply karena admin pernah kuliah di ruang itu juga) hal tersebut menimbulkan pemahaman baru dikalangan follower.
bahwa gak hanya untuk mengeneralisasi keadaan sekitar lingkup itb dengan sarkastif & pars pro toto secara jenaka, @itweetb menjadi wadah untuk berbagi info yang sadar gak sadar penting & jadi kebutuhan mahasiswa. makin banyak yang nanya seputar kegiatan kampus (jaman itu belum banyak unit yang punya twitter) KTM ilang sampe info razia!
menyadari Bio merupakan langkah awal yang merepresentasikan sebuah akun, maka dibuatlah bio yang sekarang berbunyi :
Seputar lika-liku kehidupan di ITB. Non-profit, sedikit informatif, sarkastif & pars pro toto. Mention kami untuk kami sebarluaskan berita & cerita kalian :)
dirasa cukup mewakili pesan dari kedua mahasiswa biasa ini sepertinya..
namun pergeseran idealis awal (dari 'generalisasi' keadaan sekitar menjadi lebih follower friendly) tidak dirasa menjadi suatu pengkhianatan, karena setelah melalui pergolakan batin, kedua cowok kece ini sepakat bahwa @itweetb menyampaikan apa yang bisa disampaikan. bukan untuk memikat hati follower tapi kepada kembali pada kaedah 'media informatif' namun tidak kehilangan ciri khasnya :)
sampai ketika admin memutuskan untuk mengungkap jati diri pada lebaran 2010 (silakan cari sendiri di kalender itu tanggal berapa :p) hasilnya? admin merasa tidak ada perubahan yang signifikan tuh. jadi selepas mengungkap identitas, kedua pemuda ini menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya (mesti makan, belajar dan nge twit :p)
beberapa peristiwa gonjang ganjing yang cukup mengangkat eksistensi akun @itweetb diantaranya adalah :
- sengketa parkir ITB yang menggusur kelangsungan akang akang petugas parkir yang kemudian digantikan oleh ISS System. isu ini lumayan mencuat ke ranah publik dengan 'besarnya kekuatan manusia bersatu di dunia maya' menghasilkan kepedulian terhadap nasib para petugas parkir dan membuat donasi untuk mereka.
- kepala babi yang digantung dan aksi pembakaran di wilayah ITB sukses membuat deretan tweet @itweetb yang memberi kabar seputar kejadian menghebohkan ini dimuat dalam detik.com (dengan menyantumkan sumber tentunya)
semua kejadian tadi Dena anggap sebagai sebuah berkah tersendiri. jadi bisa melihat kejadian dari berbagai perspektif dengan 'limpahan' tanggapan dari orang-orang sekitar.
adapun pencapaian tersendiri didapat oleh Dena & Tely ketika berhasil mewawancarai pengisi acara "60 tahun Teknik Fisika" November 2010 dimana jodoh & keberuntungan mneghantarkan mereka untuk menyelinap ke backstage dan sukses berbincang santai namun sarat makna sambil livetweet hasil interview dengan beberapa personil Baby Eat Crackers, Naif dan White Shoes and The Couples Company.
"gila, bagi Tely atau sebagian orang mungkin pengalaman itu terdengar biasa aja. tapi buat gue bisa ngobrol, ngerokok bareng Ale WSTCC sambil berbagi pesan untuk 'melestarikan film lawas Indonesia' & sharing filosofi hidup jadi momen yang paling gak terlupakan."
*dalem hati, 'gue ngerti banget den. gue juga rela kayang buat bisa kayak gitu' (pertanyaannnya; kenapa kayang? haha)
ketika saya angkat topik fenomena berkembanganya SOCIAL MEDIA yang lagi marak di masyarakat, Dena dengan bijak menanggapi bahwa SOCMED merupakan 'perpanjangan tangan' dari informasi yang ada disekitar. intinya dengan maraknya 'melek sosmed' di masyarakat merangsang curiousity untuk lebih cari tau info yang mereka dapet di media. simply dengan nge tweet 'semoga teman-teman di Bali gak kenapa-kenapa' mendorong si pembaca informasi untuk cari tau, minimal googling tentang apa yg memancing rasa ingin tau mereka. saya setuju banget sama Dena soal poin ini :)
namanya jadi ADMIN, pasti ada suka dukanya. Dena agak mikir sih untuk pertanyaan ini. basicly dia merasa gak ada dukanya.
well, sukanya Dena kerap merasa 'lucu' karena merasa "we started nothing" dan ada beberapa tanggapan berbau 'protes' atau bisa dibilang 'nyela'. tapi seimbang juga sama yang dukung. jadi 'protes protes kecil' itu justru yang jadi 'percikan' for spiced up the situation :)
dukanya masih ada yang salah persepsi dengan pikir kalau kedua admin truly mewakili ITB, padahal mereka sangat concern bahwa jangan sampai follower berekspektasi tinggi pada mereka yang sangat ingin meluruskan konsep 'mahasiswa biasa' ini. kata Dena sih, daripada berharap yang oke-oke ntar kecewa (wah bisa diterapkan pada kasus asmara juga nih :p)
ketika ditanya tentang mimpi yang belum terjuwud lagi-lagi Dena merasa dari awal gak ada satu goal tersendiri tentang akun ini. maka saat itu juga (secara spontan) dia menentukan 'jadi pembicara di khalayak umum kampus dengan mengangkat @itweetb' adalah mimpi yang tertunda!
pembicaraan yang seru adalah karena sepanjang sesi interview ini Dena juga menyadari beberapa inti dari kehadiran @itweetb sendiri, dimana @itweetb sesungguhnya adalah mereka berdua (Dena & Tely). ketika tiba saatnya mereka lulus dan akan meninggalkan ITB, belum terpikir untuk menurunkan kepada generasi selanjutnya. "kalau bukan Dena & Tely ya bukan @itweetb"
disini jelas bagi saya bahwa komitmen awal tetap tertanam di benak mereka. berapapun jumlah follower maupun eksistensi akun bukanlah segalanya. tapi 'jiwa & ciri khas berbagi informasi dan generalisasi ala Dena & Tely yang menjadi 'akar' dari akun @itweetb'
dua jam mengalir tak terasa bagi saya dan sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat dan sentausa mengantarkan kepada pertanyaan terakhir sekaligus menutup sesi wawancara malam ini.
Apa Good & Bad Kota Bandung di mata Dena?
Goodnya 'segala yang bisa lo cari itu ada, karena Bandung itu kecil. contoh musik'
Badnya ' keberadaan gank motor yang meresahkan dan problematika jalan rusak yang gak beres-beres'
well seperti prediksi awal, walaupun berwajah & bersuara datar, saya tetap bisa merasakan gejolak antusias seorang Dena dalam memaparkan profesinya sebagai "Admin @itweetb"
ah salam hangat dari saya untuk Dena & Tely. semoga sukses dan selalu berbagi kepada teman-teman ITB maupun siapa saja yang haus akan informasi yang juga menginspirasi dengan kelakar yang khas anak muda :) (berikut kegalau-an nya. Ahey!)
tak lupa saya ingatkan untuk follow @itweetb dan simak itumblrb.tumblr.com untuk mengenal lebih dekat dengan sosok Dena @deppt dan Tely (apaan yah akun twitternya Tely? tanya Dena aah~)
Salam jabat erat bagi dua mahasiswa biasa yang (bagi saya) luar biasa!
dena & tely