Seperti biasa saya
bingung harus mulai darimana. Masih terasa euphoria kemarin. Sekaligus pegel
nya masih terasa di betis, haha. Oke kita mulai mundur ke dua bulan yang lalu.
Setelah selesai
TEDxLive di ITB bulan Maret, saat closing evaluasi organizer saya mengajukan
untuk membuat Ngariung selanjutnya dengan tema yang lebih spesifik. Sudah
sempat menjadi perbincangan kecil-kecilan diantara organizer perempuan untuk
mencoba mengadakan TEDxWomen. Dimana kita sangat terobsesi membuat TEDxWomen.
Kenapa? Simple alasannya. Karena di TEDx Indonesia belum pernah ada yang
membuat (ceritanya mau jadi pioneer, gaya :P ) dan memang dirasa menyenangkan
apabila nanti di bulan April kita merayakan Hari Kartini dengan membuat
Ngariung bertema wanita. Ya TEDxWomen inilah. Maka setelah mendapat persetujuan
Radix dan teman-teman organizer lainnya, jadilah saya menjabat & mengemban
tugas sebagai Project Officer. Yeah! Excited sekaligus nervous. Saya belum
pernah jadi PO sebelumnya. Tapi saya yakin ada teman-teman yang siap membantu.
Setelah itu
‘perburuan’ speaker dimulai. Bisa dibilang hampir semua speaker adalah hasil
‘todongan’ saya. Syukurlah orang – orang
hebat ini mau berbagi di TEDxBandungWomen dimana saat-saat terberat bagi saya
pribadi adalah menyampaikan bahwa mereka akan berbagi secara cuma-cuma alias
tidak dibayar. Memang di TED memang sudah ketentuannya seperti itu. Cuma tetap
bagi saya rasa ‘gak enak’ atau sungkan itu masih tetap ada. Walaupun
kenyataannya mereka menyambut tawaran ini dengan semangat dan mendedikasikan
waktunya selama 2 bulan untuk saya ‘bawelin’ mengarahkan materi yang akan mereka
sampaikan nantinya. Seperti memiliki keluarga baru. Saya punya kakak-kakak yang
sangat baik dan supportif. Teh Tanti, Teh Ari, Mba Nana dan Mas Eko. Tidak lupa
adik kecil dengan prestasi besar, Medina Savira. Dengan keterbatasan waktu dan
kesibukan para speaker, diskusi lebih banyak dilakukan melalui email dan BBM.
Salut sekali, mereka terbuka untuk melakukan diskusi, tidak ragu bertanya
mengenai guidelines TED dan menyesuaikan isi materi dengan batasan-batasan yang
ada.
Oia sempat menjadi
perdebatan konflik ketika ternyata jumlah speaker dirasa terlalu banyak untuk
sebuah event Ngariung yang biasanya hanya 2 orang speaker. Apalagi dengan
batasan waktu yang ada. Tapi dengan dukungan, kepercayaan saya dan teman-teman
dibantu oleh Teh Nadya Saib yang sangat mendampingi semua proses dari awal,
saya yakin bahwa kita bisa menampilkan semua speaker luar biasa ini.
Loh kenapa
tiba-tiba ada Nadya Saib? Teh Nadya adalah perempuan muda dengan prestasi luar
biasa yang juga mantan Speaker Ngariung bulan Agustus TEDxBandung. Jadi Teh
Nadya yang juga owner Wangsa Jelita, kita propose untuk menjadi sponsor.
Setelah setuju jadi sponsor utama, Teh Nadya selalu mendampingi dan memberi
arahan untuk persiapan TEDxBandungWomen ini. Sekaligus merekomendasikan Mba
Nana untuk menjadi speaker. Terima kasih banyak Teh Nadya dan Wangsa Jelita.
Kemudian obsesi
untuk menghadirkan makanan unyu berupa cupcake untuk audience pun terlaksana
berkat bantuan Teh Nadya juga yang membantu follow up ke pihak WP Bites. Terima
kasih banyak Mba Bunga Asmara dan WP Bites. Semua langsung jatuh cinta dengan
Dwarf Cupcakes Red Veltet nya! Nyum!
Pemilihan venue
juga akhirnya jatuh pada Gedung Indonesia Menggugat. Selain TEDxBandung belum
pernah menyelenggarakan Ngariung disana, suasana GIM yang asri, lengkap dengan
nilai historis dan fasilitas yang memadai membuat kita menjatuhkan pilihan
venue kepada GIM.
Obsesi lainnya
hadir pada keinginan saya untuk menampilkan performance. Tidak cukup hanya
dengan deretan panjang speaker (4 sesi, 5 speaker) saya berhasil meyakinkan Mba
Theoresia Rumthe yang sudah akrab di dunia twitter dengan akunnya
@perempuansore untuk menjadi opening act dan membacakan karya narasinya. Saya
yang personally nge fans pun kegirangan ketika Mba Theo bersedia! Yeay! Riky
juga berjasa menghadirkan Merina, seorang ballerina yang sudah terampil menari
ballet hingga sekarang menjadi guru di sekolah ballet nya. Wah saya langsung
senyam-senyum sendiri membayangkan satu persatu kepingan ‘ide gila’ saya mulai
terwujud. Hehe
Kemudian perjalanan
menuju #TEDxBandungWomen ini juga mengalami ‘Up & Down’ selain karena saya
harus membagi konsentrasi dengan skripsi dan urusan kuliah, ternyata organizer
banyak yang tidak bisa membantu secara penuh dikarenakan kesibukan masing –
masing. Terlepas juga sisi internal bonding team organizer TEDxBandung yang perlu
di re-built agar solid kembali dengan integritas yang bisa
dipertanggungjawabkan. Pada kesempatan #TEDxBandung Women ini akhirnya saya
juga meminta banyak bantuan kepada teman- teman volunteer.
Jujur saya
orangnya gampang panik dan cemas. Jadi ketika misalnya harus mengurus surat
pemberitahuan pemakaian GIM ke kepolisian saya sempat cemas hehe norak yah.
Lalu ketika dilemma diri sendiri yang merasa menanggung beban tanggung jawab
besar sebagai PO melanda. Rasanya takut kalau event pertama TEDxBandung Women
ini tidak berjalan maksimal akan menjadi catatan buruk untuk saya sendiri. Tapi
untuk itu saya juga bertekad selalu melakukan yang terbaik dan menganggap terlaksananya
TEDxBandung Women nanti sebagai self achievement sebagai pembuktian pada diri
saya sendiri bahwa saya bisa.
Setelah meet up
rutin, intensif dan penuh dengan proses pembelajaran, hari H semakin dekat.
Dipilihnya tanggal 22 April yang jatuh pada hari minggu semoga bisa menjadi pilihan
tepat. Setiap rapat selalu saya biasakan untuk berdoa untuk kelancaran, sharing
dan pendekatan personal kepada seluruh anggota. Harapan saya, stlye
kepemimpinan yang saya terapkan bukan untuk menjadi seorang pemimpin semata tapi
menjadi sahabat untuk semua organizer & volunteer yang bertugas. Sebisa
mungkin saya membantu dan mengingatkan tugas mereka agar tidak ada yang
terlewat. Jatohnya memang saya bawel sih, coba ditanya ke organizer &
volunteer. Hehe.
Semua kerja keras
terbayarkan saat hari H kegiatan berjalan lancar, kursi penuh bahkan harus
menempatkan kursi tambahan. Senyum puas terlihat di wajah speaker dan audience.
Rasa pusing dan pegal karena seharian muter –muter bak gansing rasanya impas.
Saya selalu bertanya pada teman- teman team sepanjang acara, “Apa ada kendala?
Apa yang bisa dibantu? Cari saya kalau ada apa-apa” ya intinya saya ingin semua
sesuai yang sudah direncanakan. Keriaan selama berlangsung acara bisa disimak
melalui tagar #TEDxBandungWomen.
Saya akui
persiapan yang cukup membuat TEDxBandungWomen hampir tampa cela. AV Tech yang
menjadi objek vital tidak menemui kendala, flow acara ‘dapet’ alurnya. Audience
dibuat kagum sekaligus gemas dengan tingkah polah Medina Savira, si penulis
cilik berbakat, yang khas anak-anak. Tanti & Arie dari OYHS juga sukses
membuat kita terhenyak dengan pertanyaan ringan seputar pentingnya mimpi,
cita-cita dan kreativisme yang semakin langka. Mba Nana ‘Galenia’ menyuguhkan
materi Gentle Birth yang masih cukup ‘awam’ di telinga audience. Video proses
kelahiran water birth pun membuat suasana haru biru. Mas Eko kemudian menutup
rangkaian speaker dengan gerakan Women Self Defense nya yang sangat atraktif.
Dengan memboyong teman-teman komunitas WSDK, suasana venue menjadi riuh rendah
oleh teriakan ‘ciaattt!’ khas beladiri yang langsung dipraktikan bersama
seluruh audience. Sungguh alur yang sempurna bagi saya. Semoga membekas dan
menjadi kenangan yang berkesan bagi audience TEDxBandungWomen.
Medina Savira @medinasavira
Ardhana Riswarie @ardhanariswarie @oy_h_s
Tanti Sofyan @tantisofyan @oy_h_s
Krisna Adiarini @Nana_2211 @Galenia_MCC
Mas Eko Hendrawan @ekolomoh @wsdkID
praktik langsung gerakan Women Self Defense
Acara resmi
berakhir pukul setengah 5 sore. Nampak sebagian audience masih betah di dalam
venue. Ada yang open discussion ‘PDKT’ sama speaker, makan snack yang
disediakan, foto-foto pake sign “I Support TEDxBandung Women” dan gak lupa
ambil minum pake tumblr masing-masing. Kita kan ngerayain Hari Bumi juga loh!
Hehe.
Thanks our speakers! we're so honoured :)
Full seated!
Open space discussion athmosphere
My fabulous team! You guys rock!
Amanda Merina, the beautiful balerina @amandamerr
our wall of ideas!
quiz time!
registration desk :)
grab ur Red Velvet Dwarf Cupcake from lovely @WPbites
Gedung Indonesia Menggugat
diwawancara Kita TV nih :)
nyanyi Indonesia Raya sebelum mulai acara
We all support #TEDxBandung Women!!
Setelah beres – beres saya mengumpulkan semua team organizer &
volunteer untuk closing & evaluasi kecil –kecilan. Sekaligus saya berterima
kasih dan meminta maaf apabila masih banyak kekurangan. Syukurlah teman-teman
sepertinya puas dan tidak terlalu banyak evaluasi. Bahkan Agoes pun bilang
“keren”. Pingin direkam rasanya *lebay* hehe Baiklah, sejarah baru di
TEDxBandung telah ditorehkan, saya jadi punya keluarga baru lagi. Teman – teman
volunteer sudah saya anggap organizer juga. Tinggal PR untuk bonding team dan
pembenahan internal TEDxBandung sebelum menuju TEDxBandung conference oktober
nanti. Terima kasih dan sampai jumpa di TEDxBandung Women berikutnya!