Awal saya mengetahui keberadaan komunitas unik ini
dari akun twitter seorang teman, Lala Sabila. Kemudian saya follow dan langsung
jatuh hati. Keren sekali Card to Post ini. Mereka coba membangkitkan kembali
gairah menulis diatas selembar kartu, mengirim kepada teman di berbagai belahan
kota di Indonesia. Cara bergabungnya sangat mudah. Masuk ke blog
cardtopost.blogpost.com dan tinggal daftar untuk jadi anggota. Yang utama kamu
harus punya alamat untuk bisa dikirimi kartu.
Sudah banyak anggota ‘pamer’ foto kartu pos yang
mereka dapatkan dari sesama anggota. Dilengkapi dengan sedikit testimoni
kesan-kesan setelah mendapat ‘kejutan’ kiriman kartu. Hampir semua membuat saya
iri! Bermacam - macam gambar, foto, tulisan hingga kolase menjadi daya tarik
yang membuat saya yang melihatnya pun merasa bahagia.
Banyak orang tersenyum geli, heran sekaligus
menggelitik benak mereka untuk kemudian bertanya. “kartu pos? hari gini masih
ada yang kirim kartu pos?” wah saya bisa jawab panjang lebar untuk pertanyaan
itu. Pesan yang disampaikan secara personal dengan bukti otentik nyata dapat
disimpan dan dilihat untuk selalu membangkitan romansa di dalamnya menjadi poin
terkuat saya untuk menjadi penggemar kartu pos.
Tapi sayangnya saya sendiri masih belum sempat
mengirim kartu dalam beberapa waktu belakangan ini. Biasa, dengan alasan
kesibukan dan tidak cocoknya waktu pulang kuliah yang sudah sore sehingga
kantor pos terdekat sudah tutup.
Namun selepas sidang Usulan Penelitian di kampus,
tekad saya sudah bulat. Saya harus kirim kartu. Tidak cukup puas hanya
mengagumi dan iri dengan kecantikan kartu – kartu yang ‘mejeng’ di blog. Saya
juga mau dikirimi kartu oleh teman – teman Card to Post. Caranya simple, kirim
kartu dulu ke teman- teman yang lain. Niscaya akan dibalas. Pede aja, hehe.
Okedeh saya coba buat kartu sendiri. Gunting karton, gambar sendiri, kemudian
dikirim. Sedikit bocoran, gambar di kartu saya gambar dengan menggunakan cat
air. Dimana faktanya saya belum pernah coba gambar pakai cat air. Jadi ini kali
pertama, khusus untuk penerima kartu saya nantinya! Yippie! Walaupun gambarnya
belepotan yang penting dibuat dengan sepenuh cinta *ceileeeh*
Di zaman semua serba virtual. Dimana tinggal pencet
sampailah pesan melalui sms, bbm, twitter rupanya ada pilihan untuk ‘repot ria’
menulis bahkan membuat sendiri kartu. Berjalan ke kantor pos, melakukan ‘ritual’
pengiriman kartu dan berharap cemas sekaligus excited menunggu sampainya kartu
ketangan sang penerima. Sungguh sebuah proses yang mendebarkan.
Sekarang doa saya gak muluk –muluk. Semoga 5 buah kartu
pos perdana yang saya kirim ini tiba dengan selamat dan membuat sang penerima
menyunggingkan senyum. Syukur –syukur kalau ada yang mau balas kartu saya.
Janji deh bakalan saya pajang di ‘jemuran’ kartu. Bareng dengan kartu yang
sudah saya terima dari @budidanbadu serta Ruru dari Malang. Terima kasih Ruru!
Saya sangat suka kartu pos mu. Terlebih saya belum pernah ke Malang :) jadi penasaran sama kotamu, Ru! Hehe
Bagi yang penasaran mau gabung, silakan buka
cardtopost.blogspot.com dan intip keriaan berkirim kartu di @cardtopost
Salam manis, Fanni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar