Kalau ada band yang nama nya benar – benar
merefleksikan music mereka secara nuansa dan feeling yang tebangun setelah
mendengar music mereka ya Payung Teduh jawabannya.
Setelah launching di Jakarta kemarin, album “Dunia
Batas” rasanya mendapat banyak sorotan. Ketika banyak telinga menyimak
nada-nada sedarhana yang mereka tawarkan, pastikan anda tergabung didalamnya.
Salah satu
favorit saya, Angin Pujaan Hujan
Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta
cahaya
Di langit yang merah
Ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara
Lirik mereka
simple, singkat tapi sanggup membuat saya memutarnya hingga puluhan kali tanpa
merasa bosan. Syahdu dan terasa ‘dekat’.
Terlebih saat seorang teman, Rukii Naraya meng cover
satu lagu mereka, Berdua Saja.
Ada yang tak sempat tergambarkan
oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah
selamanya
Beruntung saat Keuken kemarin saya
menjabat menjadi LO music dan menjadi LO Payung Teduh sekaligus LO band
lainnya. Nada Fiksi, Teman Sebangku, Grace Sahertian dan RMHR. Sayangnya saat
itu saya hanya bisa menemani saat mereka check sound pagi hari. Namun saat
mereka tampil menjadi closing, saya malah terpaksa pulang duluan dan tidak
menyaksikan perform mereka. Selepas Keuken saya baru benar- benar ‘menyimak’
music mereka. Wah ternyata mereka benar
– benar memainkan music yang ‘meneduhkan
hati’. Salut untuk Payung Teduh. Semoga lebih banyak kesempatan mereka perform
di kota Bandung di kemudian hari. Amiin. Saya pasti mau nonton row paling depan
kalau mereka kesini lagi. Hehe
Semua lagu mereka dalam “Dunia Batas” jadi
favorit saya, tapi rupanya Kucari Kamu menarik perhatian saya lebih.
Kucari kamu dalam setiap malam
Dalam bayang masa suram
Kucari kamu dalam setiap langkah
Dalam ragu yang membisu
Kucari kamu dalam setiap ruang
Seperti aku yang menunggu kabar
dari angin malam
Aku cari kamu
Disetiap malam yang panjang
Aku cari kamu
Kutemui kau tiada
Aku cari kamu
Di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
Kutemui kau berubah
Kucari kamu dalam setiap jejak
Seperti aku yang menunggu kabar
dari matahari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar