Finally, I have to say finally.
Setelah sekian lama ‘ngecapruk’ di blog pribadi saya
ini, ada satu pelajaran berharga yang ingin saya share untuk para pembaca
(kayak ada aja :p haha)
Berawal dari dipostingnya link blog saya yang memuat
tulisan tentang IYCS kemarin. Saya sebenarnya sudah sedikit ber firasat (cie)
sebelum akhirnya saya turut me-mention akun @IDChangemakers pada link blog saya
tersebut. Cuma saya simple saja. Lebih tepatnya tidak pikir panjang. Saya
sekilas berpikir tulisan saya ini tidak akan di RT oleh akun @IDChangemakers,
jadi ya pasti relatif sedikit yang akan membacanya.
Tebakan saya benar. Standar saja traffic pembacanya,
seperti biasa. Tapi yang kemudian menjadi awal ‘kisah’ ini adalah ada seorang organizer
yang kemarin menjadi ‘atasan’ saya menulis sekitar 3 buah twit yang kata
seorang teman saya, Luthfi, bisa jadi ditujukan untuk postingan blog saya
tentang IYCS. Sontak saya terkejut dan deg-deg an. Perasaan takut tak
terelakkan muncul. Saya takut menyinggung, saya takut salah. Saya takut karena
saya tidak ingin ada kesalahpahaman. Setelah saya membaca twit #nomention
tersebut bukannya kesal, saya justru bingung. Intinya tidak mengerti apa yang
dipermasalahkan disana. Yang jelas kata ‘menjatuhkan’ cukup membuat saya
terdiam dan berpikir lama.
Mungkin yang belum membaca postingan saya, boleh baca
dulu biar kita satu frekuensi hehe. Saya akui setelah itu saya juga tidak dapat
menahan diri untuk mengekspresikan kebingungan saya lewat beberapa twit yang
kemudian menarik perhatian untuk beberapa teman follower. Mereka mulai
menanyakan dan memberi support. Ada juga yang mengingatkan bahwa menulis memang
perlu kehati-hatian. Intinya saya belajar banyak.
Dengan ini saya pribadi menyampaikan apresiasi
setinggi-tinggi nya kepada all organizers dan meminta maaf apabila ada
kesalahan. Apapun, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Kalau mau argue mungkin tidak ada habisnya.
Teman-teman yang sudah membaca pasti punya pandangan pribadi yang berbeda-beda.
Yang saya selalu tekankan adalah mohon kritik dan sarannya untuk tulisan saya
yang masih banyak sekali kekurangan & kesalahan disana-sini. Saya mengakui
saran dan maksud evaluasi yang saya
utarakan disana bahasanya kurang ‘luwes’ sehingga yang membacanya menjadi
kurang ‘legowo’. Padahal saya selalu no offense loh. Gimana saya mau punya niat
‘menjatuhkan’? wong saya terlibat di acara tersebut, merasa sangat terhormat
& berterima kasih untuk kesempatan yang diberikan. Namun apa yang saya
tulis adalah apa yang saya rasakan, fakta dan tidak mengada-ngada. Saya menulis
hal tersebut adalah karena saya peduli, saya mencintai acara tersebut makanya
saya memberi bahan evaluasi untuk kedepannya. Itu saja. Semoga dengan tulisan
ini, kesalahpahaman bisa dimaafkan dan turut menjadi evaluasi besar untuk saya
pribadi.
Menulis dibutuhkan keberanian, tapi blog pribadi
merupakan ruang kebebasan berekspresi selama yang ditulis merupakan fakta dan
dapat dipertanggungjawabkan. Saya berpedoman pada hal tersebut. Saya pikir,
saatnya pembaca juga cerdas dan tidak ‘menelan bulat-bulat’ tanpa konfirmasi
kepada si penulis apabila dirasa ada kejanggalan. Kedepannya saya sungguh akan
berusaha menjadi penulis yang lebih berhati-hati dalam pemilihan kata dan
penyampaian yang ‘luwes’ sehingga bisa diterima dengan baik oleh semua pembaca.
Oiya, satu pesan yang saya selalu ingat dan sangat
bermanfaat pada kejadian ini. ‘Over sensitive itu merugi’. Seperti kata Pandji,
‘sensi-an bikin capek. Orang Indonesia sering berantem Cuma karena terlalu
sensitif’
:D
Salam menulis!