Sudah tau yah, sejarahnya saya dan Finna daftar untuk jadi
observer IYCS dari mulai pendaftaran Batch 1 di penghujung tahun 2011 dan
harap-harap cemas menunggu pengumumannya sampai pengumuman Batch 3 tapi kita
tidak lolos jadi observer.. (nangis dipojokan)
Well memang ini persaingan yang sangat sengit untuk terpilih menjadi observer. Dari 1000 aplikan yang masuk, hanya terpilih 100 observer dari seluruh Indonesia. Dan memang mereka yang sudah mempunyai dan memulai ‘proyek perubahan’ untuk lingkungannya. Seperti Alif, teman saya dari TEDxBandung dan Reza. Akhirnya saya dan Finna berusaha ikhlas dan bertekad untuk mensupport kegiatan ini walau hanya dengan mengisi Survey dan memantau via media :D hehe
Well memang ini persaingan yang sangat sengit untuk terpilih menjadi observer. Dari 1000 aplikan yang masuk, hanya terpilih 100 observer dari seluruh Indonesia. Dan memang mereka yang sudah mempunyai dan memulai ‘proyek perubahan’ untuk lingkungannya. Seperti Alif, teman saya dari TEDxBandung dan Reza. Akhirnya saya dan Finna berusaha ikhlas dan bertekad untuk mensupport kegiatan ini walau hanya dengan mengisi Survey dan memantau via media :D hehe
Alhamdulillah yang namanya rejeki gak kemana. Teman
TEDxBandung kita, Arfan yang memang jadi organizer tetiba mengajak dan
merekomendasika saya, Finna, Puput dan Afinna untuk jadi LO di IYCS! Wohooo,
itu senang banget dan koprol-koprol dikamar. Kita bersyukur banget tetap bisa
jadi bagian dari hari bersejarahnya IYCS sekaligus mengemban tugas jadi LO.
Nah untuk sedikit mereview IYCS kemarin , rasanya untuk
keseluruhan acara bisa di cek di @IDChangemakers maupun di web
indonesiayoungchangemakerssummit.org untuk lebih lengkapnya. Banyak live tweet
keren disana. Saya more and less akan sedikit mengungkap tiny-little-fact dari
jalannya acara dan belakang layar IYCS yess :D
Arfan ini emang gak tanggung-tanggung dan sayang banget loh
sama kita, jadi saya dan Finna di rekomendasikan pula jadi LO VIP & VVIP.
It’s such an honour untuk menghandle tamu dari perwakilan Kanwil Bank Mandiri
selaku sponsor utama dan Pak Anies Baswedan! Fyuuh. Itu merupakan pengalaman
yang tak terlupakan. Selepas menyampaikan speech (yang always inspiring) saya menemani
beliau untuk mengikuti konferensi pers dan meng assist selama berada di Gedung
Merdeka. Beliau sangat humble, tidak mau hanya duduk di VIP room dan selalu
ingin berada di Main Hall untuk mengikuti jalannya acara. Tidak mau hanya duduk
di first line bersama tamu dan panelis VVIP lainnya, malah duduk ditengah
changemakers dan observer lainnya di barisan belakang. Saya salut dan makin
mengagumi beliau. Sambil menemani coffee break, saya sedikit berbincang dengan
Pak Anies dan surprisingly beliau memberi kartu nama. Waah kaget sekaligus
senang. Setelah bertukar nomor, saya mengantar Pak Anies duduk ke dalam Main
Hall. Semoga saya bisa berjumpa lagi dilain kesempatan :D
Sesi Open Space yang digelar juga cukup membuat heboh
peserta. Setelah seharian duduk di Gedung Merdeka dan minim gerak, seluruh
changemakers & observer antusias mengikuti sesi diskusi. Dengan rules yang
cukup unik, mereka diberikan beberapa tema besar untuk kemudian bebas membentuk
kelompok diskusi kecil dan siapapun boleh bargabung dengan tema-tema yang
diajukan. Ada pendidikan, kesetaraaan gender, mengurangi pengangguran, peran
pemuda daerah dan sederet topic keren lainnya yang bikin saya pusing tujuh
keliling untuk memilih yang mana yang paling keren! Semuanya sangat menarik dan
membuat hidup suasana Main Hall Gedung Merdeka malam itu. Dibahas dengan detail
lengkap dengan latar belakang topic yang mereka angka dan solusi yang
dihasilkan dari sharing dan diskusi dengan anggota kelompok.
Saya yang awalnya Cuma berkeliling mengamati keseruan diskusi
di tiap kelompok, akhirnya ‘gatel’ dan langsung jatuh cinta pada satu kelompok
yang masih berdua saja. Ada Odi dan Bella. Mereka mengangkat topic yang membuat
saya tertantang, yap! Pariwisata! Terima kasih atas kesempatan bertukar pikiran
yang tanpa sadar saya ‘semangat 45’ sekali dalam diskusi. Bisa dibilang dengan
permasalahan “Kenapa masih lebih banyak masyarakat Indonesia memilih traveling
keluar negeri dibanding ke dalam negeri”, semua ilmu dan opini yang saya biasa
kemukakan di ruang kelas, bisa di share juga ke teman kelompok diskusi. Bahkan
kita jadi sama-sama belajar, Odi juga salah satu petualang ACI 2011 lalu, lho!
dan dia tak lupa berbagi cerita seru selama bertualang di Kalimantan.
Selain pengalaman berdiskusi dengan observers dan chancemakers,
saya juga mengalami momen yang dapat menjadi bahan evaluasi panitia. Kegiatan
hari terakhir di Gedung Indonesia Menggugat luput edukasi kebersihan dari pihak
panitia. Saat jam makan siang, changemakers dan observer cenderung membuang
sampah makanan sembarangan dan sangat mengotori baik dalam ruangan maupun
halaman sekitar gedung. Saya, Finna, Luthfi dan Daus kemudian mengambil trash
bag dan memungut semua, I mean semua sampah mulai dari dalam hingga keluar
gedung. Nyatanya organizer melihat kejadian ini tapi mereka tidak melakukan
apa-apa. Malah volunteer lainnya akhirnya membantu kami. Raut wajah canggung
dan malu sedikit terbersit di wajah para observer dan changemakers yang
sampahnya kami ambil. Tapi bisa dibilang hanya sepersekian dari seluruh peserta.
Yang lainnya? Cuek bebek saja tuh. Sudah kepalang tanggung kali ya menurut
mereka. Dapat disimpulkan, ini merupakan kelalaian dari panitia. Tidak dapat
ditemukan tempat sampah layak disekitar venue dan tidak pernah di-sounding oleh
MC ataupun panitia untuk menjaga kebersihan venue. Padahal dari beberapa event
terakhir yang saya ikuti, panitia bahkan memisahkan sampah organic &
anorganik. Lengkap dengan edukasi zero-waste. Sungguh sangat disayangkan.
Kalimat yang kemudian terucap adalah, “katanya changemakers, kok buang sampah
sembarangan?” padahal kami yakin betul isu lingkungan ini pasti sangat mereka
kedapankan dalam berbagai misi dan project mereka. Ya namanya manusia pasti ada
khilafnya. Semoga dikesempatan berikutnya, organizer lebih peka dan prepare
terhadap kejadian semacam ini. Kalau seloroh nya teman saya, si Ai, observers
dan changmakers leih sering diajak untuk ngetwit menggunakan #IYCS ketimbang
diajak buang sampah pada tempatnya :D
Well, banyak pengalaman berharga yang tidak ternilai harganya
selama 3 hari menjadi volunteer di IYCS. Saya sangat berterima kasih pada
sahabat saya, Arfan, yang telah merekomendasikan saya dan Finna untuk mengemban
tugas mulia sebagai LO VIP dan menjadi bagian dari sejarah IYCS, pergerakan dan
perubahan pemuda Indonesia. Momen bersejarah lainnya adalah ketika seluruh isi
Gedung Merdeka memberikan standing ovation untuk Pak Jokowi selepas beliau
menyampaikan materi speechnya dan saat Manifesto Sumpah Pemuda 2.0
dilangsungkan. Berikut isi Sumpah Pemuda 2.0
Kami
putra/i Indonesia, bersumpah untuk menegakkan integritas & kepedulian demi
mewujudkan Indonesia adil & sejahtera
Kami
putra/i Indonesia bersumpah untuk berkreasi & berkolaborasi demi mewujudkan
Indonesia unggul & berdaya saing
Kami
putra/i Indonesia bersumpah untuk bekerja keras & bertanggung jawab demi
mewujudkan Indonesia lestari selaras dlm keberagaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar