Bandung - Semarang 9 Februari 2012
“Coba ada pintu kemana saja”
“Pintu kemana saja bisa ‘mematikan’ untuk para sopir”
“Pintu khusus maksudku, untuk para penangkap pelukan di
udara. Agar bisa merasakan hangatnya desiran darah dan kulit yang menyatu.”
“Semakin merapatnya dua jantung dari tubuh yang berpelukan
itu, semakin kencang detaknya. Tidak ada kata – kata di sekeliling mereka.
Detak jantung jadi bahasa, kedalaman bola mata menyampaikan segala pesan,
segala perasaan..”
“Ruang dan waktu yang kerap jadi sekat menguap entah kemana.
Kurasa tatapannya memaksa masuk. Jauh kedalam. Menginspeksi serdadu rindu yang
bergerilya di tiap malam.”
“Aku ingin masuk kedalam matamu, agar aku tahu bagaimana
kamu melihatku. Aku ingin tinggal dijantungmu, untuk memahami detaknya setiap
detik.”
“Bagitupun aku. Desah nafasmu bagaikan pelatuk yang siap
kutekkan saat lantunan kalimatmu bergema di ruang sepiku. Persetan dengan masa
lalu, yang kutau rasa ini nyata. Dan sosokmu jelas terlihat disana..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar