Kebahagiaan
itu bisa datang dari mana saja sumbernya.
Kita sadari atau tidak, bahagia itu
sederhana.
Sesederhana bermain bersama adik-adik kecil, pasien di Polianak
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Waktu
menunjukkan pukul sembilan pagi. Saya dan Finna bergegas menaiki tangga menuju
Polianak RSHS. Kecanggungan yang dirasa tatkala masuk ke lingkungan RS yang
cukup penuh oleh pasien dan tata letak RS yang sedikit njelimet tak menurunkan
antusiasme saya untuk segera bergabung dengan teman-teman dari Kummara yang terlebih
dulu tiba disana. Ya, pagi itu Kummara menggelar program #HappyPlay yang
dikomandoi oleh Darlene Vitri. Sebelumnya kegiatan ini sudah pernah digelar
oleh Kummara. Sejak bergabung menjadi Volunteer Indonesia Bermain tempo hari,
saya sudah ‘mengincar’ kegiatan ini dan dengan semangat selalu minta update
apabila Kummara akan kembali menggelar #HappyPlay.
Rasa
penasaran saya terjawab setelah kurang lebih beberapa minggu yang lalu Vitri
memberi jarkom untuk meeting volunteer #HappyyPlay. Sayangnya kala itu saya
berhalangan hadir. Ketika akhirnya tanggal #HappyPlay ditentukan, Kamis 19
Januari 2012 ditetapkan saya berjanji akan menghadirinya.
Masuk
ke bagian Polianak RSHS, mata saya berkeliling ke penjuru ruangan. Akhirnya
saya menemukan sosok teman-teman Kummara di belakang kursi-kursi tunggu pasien.
Rupanya disana terdapat lahan berbentuk persegi panjang sekitar 6 meter x 2
meter yang beralaskan lantai kayu berpagar kayu dengan cat warna warni pastel.
Dalam
hati saya berujar, “ooh seperti ini toh tempat bermain kita. Rasanya hampir
disetiap RS disediakan fasilitas ini. Namun seingat saya, tidak terlalu
dimaksimalkan. Seperti di RS kebanyakan yang saya temui.”
Sedikit
canggung saya menatap ruang bermain itu. Setelah menyapa teman-teman Kummara,
saya mencoba masuk dan bergabung ke dalam ‘arena’ bermain hari itu. Di dalam
telah ada Augi dan Anchi. Menyusul kemudian Puput dan Nisa.
Kenapa
diawal saya bilang sedikit canggung? Pertama saya bukan tipe child person yang
bisa dengan manis menyapa setiap anak kecil yang berada di dekat saya. Tapi
lambat laun saya melunak kok. Maka dari itu ajang #HappyPlay ini bisa dibilang
juga merupakan tantangan tersendiri untuk saya. Hasilnya tak mengecewakan. Saya
berhasil berbaur dengan adik-adik yang ‘terjebak’ bermain bersama saya. Haha :D
Yang
kedua, saya belum pernah bermain board game nya Kummara. Saya juga bukan tipe
Game Person (lalu saya tipe apaan dong). Saya jarang main game terlebih game
konsol/online. Dulu pernah main Punakawan sekali pas datang ke Toys Republic
dan dengan sukses merepotkan Mas Windy dan Mas (aduh saya lupa namanya) itu
deh, hehe. Tapi berhubung kemarin main sama adik-adik kecil yang range umurnya
2-13 tahun jadi game yang dibawa juga yang mudah dimainkan oleh mereka. Singkat
kata, saya bisa main kalo mainnya (yang gampang dan) bareng anak kecil :p hihi
Sialnya,
saya keasikan sampai lupa mencatat dan mengingat nama boardgame nya. Tapi
jangan sepenuhnya menyalahkan ke dodolan saya. Wong board game nya impor semua,
bahkan ada yg instructionnya pake bahasa Jerman. Mata saya sedikit kelilipan
bacanya. Ini gimana mainnyaaaa? (frustasi). Hal canggih tersebut dikarenakan
board game tersebut dikumpulkan Mas Eko & Mba Kanty (pasangan founder
Kummara) yang dulu studi sambil mengumpulkan board game di luar negeri. Jerman
dan kota-kota lainnya. Saya terkadang amazed dan kagum dengan mereka yang
terpikir untuk mengkoleksi mainan dari berbagai Negara dan berbagi kebahagiaan
dengan siapa saja.
Banyak
mainan yang kami coba hari itu. Salah satu yang cukup menarik adalah permainan
‘memori’ dimana sejumlah kartu digelar dan tiap peserta mencoa membuka dua
kartu untuk mencari padanan gambar kartu yang sama. Gambar di kartu juga sangat
menarik. Tentang kesehatan gigi. Banyak gambar lucu yang muncul. Mulai dari
dokter gigi, makanan, permen hingga sikat gigi dan odol. Cara mainnya mudah dan
seru. Kenapa seru? Karena ternyata daya ingat adik-adik kecil itu lebih kuat.
Mereka dengan cepat mengingat dan berhasil mengumpulkan kartu paling banyak.
Saya manyun. Sebel kenapa semakin tua semakin pikun. Haha. Kami sesekali terpekik
heboh saat satu demi satu kartu terbuka dan menggerutu gemas karena mencoba
mengingat letak kartu yang lainnya.
Selain
itu masih ada beberapa board game lain yang lebih mudah dengan warna warni yang
ceria. Sangat menarik minat adik-adik disana. Di tengah-tengah sesi bermain
mereka disodori kertas gambar dan crayon. Supaya mereka bisa sedikit istirahat,
katanya. Jadilah mereka (dan saya) tekun mewarnai gambar. Tak lupa diberi nama
masing-masing.
Ada
rasa kepuasan tersendiri kala itu. Saya berhasil mengatasi kekhawatiran yang
sempat muncul. Permainannya dengan mudah saya kuasai, begitupula dengan
adik-adik. Saya selalu menyapa mereka dengan nama, mengajak mereka untuk
bersemangat dan ceria. Tertawa, bertepuk tangan bahkan tak ragu mengajak mereka
untuk toast apabila mereka berhasil melakukan permainan dengan baik. Semacam
reward kecil yang dirasa makin menambah kedekatan personal dengan mereka.
Ditengah
keasyikan bermain, saya amati sekitar belasan adik kecil bermain hari itu.
Datang silih berganti. Ada yang malu-malu diantar orang tuanya, ada yang dengan
percaya diri langsung bergabung dengan kakak-kakak. Tingkah polah mereka
membuat bibir dan pipi saya pegal hari itu. Lucu dan menggemaskan. Mereka juga
belajar mengalah dan berbagi pada adik yang umurnya lebih kecil.
Sebagian
besar yang ikut bermain menunggu giliran periksa. Ketika saya tanya sakit apa,
mereka ada yang menjawab ginjal, paru-paru, leukimia bahkan kala itu ada
dua pasien khusus yang diajak
dokter/terapis mereka untuk bergabung menggambar bersama kami. Rupanya adik itu
tengah menjalani perawatan khusus. Mereka memiliki suster dan terapis khusus.
Sepertinya mereka juga merasa senang bisa berbagi keceriaan ditengah
teman-teman sebayanya.
Tak
terasa, suasana ruang tunggu polianak mulai sepi. Rupanya jam menunjukkan pukul
11 siang. Masuk pada jam istirahat. Banyak pasien yang sedang beranjak
istirahat maupun telah selesai diperiksa. Mba Kanty dan Vitri member isyarat
untuk mensudahi #HappyPlay hari itu. Dengan pelan saya berkata pada adik-adik
bahwa kami harus pulang dan akan kembali lagi lain waktu untuk bermain lagi.
Ajakan
toast saya sebagai tanda berpisah disambut dengan semangat oleh mereka. Terima
kasih Gita, Syaifudin, Judita, Zaki, Ilham, Novi dan semua adik-adik yang telah
ikut bermain. Terlebih kepada Tim Kummara, Mba Kanty, Iqbal, Vitri, Windy, dan
volunteer; Puput, Agoes, Chita, Nisa, Augi, dan Anchi. Terima kasih banyak.
Sebuah
pengalaman yang menyenangkan dan meningkatkan rasa syukur. Alhamdulillah masih
diberi kesehatan oleh Allah sehingga bisa mengajak bermain adik-adik yang
sedang kurang sehat. Sejenak berbagi tawa dan keceriaan.
Sampai
jumpa lain waktu ya adik-adik. Such a great time with #HappyPlay.
We’re play and we’re
happy!
great team @Kummara
coretan warna-warni mereka :)
big smile all day loong!
all play, all happy!
Senang riang! We should do this more often ya Fan/Fin :D
BalasHapus