22 Januari 2012, Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu bagi saya dan segenap Organizer TEDxBandung tiba juga.
Minggu sore yang alhamdulillah cerah dan tidak hujan, menjadi awal pertanda doa restu dari Yang Maha Kuasa untuk melancarkan #TEDxBandungNgariung
Bertempat di Common Room, mulai jam 1 siang tim organizer udah mulai 'menggeliat' menyiapkan segala kebutuhan acara. mulai dari alas lesehan tempat duduk audiens, sound, screen dan infocus.
Atribut banner backdrop dan dekor tulisan TEDxBandung mulai dibenahi, walaupun sempat membuat hati saya cenat-cenut karena datangnya mepet acara. rupanya Agoes sang pembawa dekor terjebak macet.
Rasanya dimana-mana memang macet, secara libur panjang dan ini Bandung, oh well..
Berbekal prediksi Wiliam yang sempat mem-protes pemilihan tanggal Ngariung kali ini yang masuk dalam deret long weekend dan bertepatan dengan perayaan malam tahun baru cina alias imlek, maka menurut Wil bisa jadi acara sepi sekali atau ramai sekali. Benar juga yah, pikir saya dalam hati.
Rasa khawatir sempat menyeruak ketika jam 14.30 venue masih cukup lengang. Memang sudah ada beberapa audiens yang datang sejak open registration jam 2 siang, tapi saya masih berharap banyak pada keajaiban dan kerja keras promosi sosial media yang selama 2 minggu terakhir ini gencar dilakukan.
"ayo doong, masa cuma segini sih. speakers nya udah keren banget looh ini" ujar saya dalam hati.
anyway siapa sih speakers kita?
ada Panda dari KEUKEN
ada Reza dari Komunitas Aleut
ada mystery speakers dan ada mystery keynote speakers
haha, banyak mystery yah di #TEDxBandungNgariung kali ini :p
Menjelang jam 3, waktu yang ditetapkan untuk memulai acara, entah Tuhan menjawab doa saya atau kemacetan kota Bandung yang jadi penyebabnya, secara massive datanglah para audience kita.
Itu rasanya pengen koprol sikap lilin dan lompat katak di Common Room deh
seneng banged. pake D (bayangin)
ada kali 6 meter-an tuh antrian. woow
Mereka yang mukanya ganteng-ganteng dan cantik-cantik itu rela make a line for registration (ini Ngariung yang isinya full anak gaul Bandung, duh terharu)
saya akui ini sangat diluar dugaan apalagi Ngariung sebelumnya gak serame ini. jadi yah dodolnya kita kurang laptop buat registrasi. terpaksa dengan 1 laptop yang ada, registrasi tetap jalan sampai akhirnya jam setengah 4 line kita tutup untuk memulai acara.
Anyway kenapa sih harus registrasi? soalnya data email yang ada bakal dipakai untuk sebar Feedback Form yang nantinya si audiens yang udah ngisi berkesempatan dapet T-shirt TEDxBandung nan ciamiks. Asik kaaan? Ihiiy
Nah yuk kita mulai acaranya. dipandu oleh MC geulis kita, Zia,acara terbilang bertempo cepat. Acara dibuka dengan accoustic guitar performance dari Deka & friend yang bikin adem suasana Common Room sore itu dan keynote speaker kita, Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil. Singkat namun membakar semangat pemuda pemudi Bandung yang hadir untuk merebut kembali ruang publik, khas Kang Emil. Tibalah satu persatu speaker kita tampil dan menginspirasi dengan gaya khas dan materi masing-masing.
deka & friend 'duo akustik'
Kang Emil
Diawali dengan kurasi yang dibawakan oleh Finna, kemudian Panda sukses memukau dengan konsep "reclaim the street, eat!" nya. saya yakin seluruh audiens berjanji dalam hati akan beramai-ramai menghadiri event KEUKEN #2 tanggal 26 Februari nanti. Syukurlah Panda memang orangnya santai dan ngabodor. Jadilah materi yang dibawakan langsung melekat di hati audiens. Didukung dengan visualisasi dan video yang sayapun tidak akan bosan menyaksikannya. Edan keren pisan!
Panda - Keuken
Jangan salahkan KEUKEN kalau selepas acara audiens langsung lapar dan ingin gogoleran makan nonton band menikmati ruang publik di Bandung (kayak di video) hehe
Gadis dari Hayu Ulin di Baksil sebagai 'Mystery Speaker' kita juga patut diacungi jempol. Sejak pembacaan kurasi oleh Puput yang menyebutkan Gadis telah aktif berorganisasi & berkomunitas sejak kelas 3 SMP dan kenyataan bahwa sekarang cewek imut berambut pendek ini masih kelas 2 SMA langsung membuat audiens berdecak kagum. Saya umur segitu masih main masak-masakan atau jalan-jalan ke mall kali yah? hehe. Gadis dan 4 orang teman lainnya (diantaranya Zia & Ibun yang juga TEDxBandung) sudah menyebarkan campaign untuk main di Baksil? kenapa main? karena main sangat universal, menyenangkan dan cocok dilakukan di public space macam Baksil.
Gadis - Hayu Ulin di Baksil
Berawal dari main sepeda di Baksil, kemudian komunitas Parkour dan Lempar Pisau serta kegiatan lainnya pun turut berbagi keceriaan ulin di Baksil. Umur HUB masih sangat muda, dibentuk tahun 2011, sangat mungkin di tahun-tahun berikutnya HUB mengalami ekspansi dan menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin menjadikan Baksil sebagai salah satu alternatif rekreasi di kota Bandung.
Tibalah pada speaker terakhir, yang kebetulan di kurasi oleh saya , Reza dari Komunitas Aleut. Selepas menjelaskan apa itu Aleut & kegiatannya, Reza memberi audiens pendangan tentang berbagai cara untuk mengapresiasi kota. Dimana dimulai dengan mencintai kota itu sendiri. Seru nya di Komunitas Aleut, kita semua sama rata. Sama-sama 'pegiat' dan bebas untuk saling sharing cerita sejarah kota. Gak cuma jalan-jalan, mereka juga punya program Kamisan, yang rutin menggelar diskusi seputar buku, film dan musik. Jadi gak melulu cerita sejarah aja :D
Reza - Komunitas Aleut
Cerita serunya ngaleut di berbagai sudut kota Bandung cukup membangkitkan 'gairah' berpetualang teman-teman audiens yang dengan sukses berbondong-bondong ikut Ngaleut Malam Tahun Baru di daerah Pecinan.
Saya yang bertugas sebagai seksi sibuk pun diamanatkan Radix untuk berada di sisi panggung.
"Fan, kamu korlap nya yah. kalau ada apa-apa kamu langsung ambil keputusan aja"
Jreeeng! Apa-apaan nih. Okedeh saya berusaha memantau semua sisi.
Tengok belakang dan ajak audiens yang masih malu-malu nonton dibelakang untuk mendekati panggung.
Saya cuek aja duduk di konblok untuk lebih dekat pada panggung dan alhamdulillah dengan sukses diikuti teman-teman yang lain. Memastikan susunan acara dengan tepat dibawakan oleh MC, serta memberikan souvenir untuk speakers. Keket sangat bertanggung jawab mempersiapkan kaktus-kaktus mungil itu menjadi souvenir cantik yang diharapkan mereka kelak juga dapat mengisi ruang publik Bandung raya ini #tsaah
Menjelang pukul setengah 5 sore, acara resmi berakhir. Sesi foto-foto organizer dan speakers pun berlangsung heboh. Masih bertahan beberapa teman audiens yang menghampiri para speaker untuk berdiskusi maupun ngobrol santai sambil bertukar kartu nama. Suasana akrab yang menghangatkan hati. Senyum ini terus bertengger di wajah-wajah para organizer, terlebih saya, dikarenakan kelancaran acara yang bisa dibilang cukup sukses membuat kami kewalahan sekaligus amazed dengan respon positif dari seluruh pendukung acara & audiens yang hadir. Berkumpulnya berbagai
background komunitas dan afiliasi berbagai universitas Bandung dan
terjadi lintas kegiatan komunitas disini menjadi pencapaian luar biasa untuk
TEDxBandung Ngariung Januari.
Hani, sharing tentang Komunitas Taman Foto Bandung
lebih merapat lebih akrab :)
ada bagi-bagi goodie bag dari Qwords.com
hacep joow~
Kesuksesan ini bagi saya pribadi mewakili teman-teman organizer dijadikan motivasi untuk mempertahankan animo & respons baik dari generasi muda Bandung yang hadir dengan menyelenggarakan #TEDxLive di bulan maret mendatang.
Pastinya harus lebih well-prepared terutama kita sudah kedatangan 'anggota keluarga baru' alias volunteer baru. Yeaay :D
Jabat erat bagi seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya #TEDxBandungNgariung Januari! Jaga spirit SOS : Seize Our Space di hati kita masing-masing, transformasikan dalam bentuk aksi & kegiatan positif yang dapat dilakukan. Sekecil apapun itu. Mari dimulai :D
Best regards,
TEDxBandung - Fanni Yudharisman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar