Berjinjit
kecil kakiku seraya memasuki ruang muka Taman Cempaka. Sebuah taman asri yang
cukup luas untuk disesaki oleh sekumpulan muda mudi urban kota bandung
yang menggelar perayaan ruang public
sore itu. Langit teduh tanpa sorot terik matahari pukul setengah tiga sore
menyisakan kecemasan akan turun hujan. Jangan hujan dulu, pintaku bergumam
dalam hati.
Makin
sore makin ramai. Warna warni balon menyegarkan mata, kesejukan rindangnya
pohon dan gesekan dingin angin bandung menyapu kulitku dengan lembut.
Sekumpulan pria menyanyikan lagu ceria menggunakan gitar akustik diiringi
lantunan flute dan gumaman beatbox dari komunitas hiphop.
Topi
jerami dibagikan saat kami memainkan congklak, bakiak diatas tikar jerami yang
membentang di atas rumput. Teman teman komunitas menggeliat menyuguhkan
aktivitas yang sulit untuk dilewatkan. Bentangan backdrop foto, hamparan buku
fotografi dihadirkan oleh Komunitas Taman Foto Bandung. Para perekam momen
bersemangat mendokumentasikan setiap ekspresi yang tertangkap dalam lensa
kamera mereka. Gelak tawa, obrolan ramah dan nyanyian bergantian menyesaki
telingaku. Teman teman komunitas Greeneration Indonesia membawa serta tas kain
yang bisa dilukis sesuka hati. Tangan tangan terampil dan jiwa yang bebas
menyapukan warna warni diatas tas.
Rupanya
sekotak kayu berisi lemon berwarna kuning cerah menarik perhatianku. Kudekati
sebuah sepeda yang sudah didesain sedemikian rupa yang kemudian menjelma
menjadi bike bar. Singkatnya aku mendapati racikan minuman segar lemon dan teh
melalui tangan barista di sepeda tersebut. Cool.
Sesuai
namanya, surprise stove, maka ada kegiatan masak memasak yang hasil masakan nya
akan dibagikan kepada yang datang. Namun ketika jarum jam mendekati pukul lima
sore, aku memutuskan untuk pulang. Aku harus merelakan acara masak masak yang
belum kunjung dimulai.
Sampai
jumpa lagi di surprise stove berikutnya dengan tema yang berbeda. Di ruang
publik yang siap dinikmati bersama. Well done, KEUKEN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar