Ketagihan!
Itu yang saya dan Danti rasakan tiap ke galeri atau pameran. Beres datang ke
satu pameran pasti cari cari lagi yang selanjutnya. Menikmati karya seni bukan
Cuma kodrat dan hak anak anak jurusan FSRD loh. Kalau kita mau coba datang,
nikmati, apresiasi dan resapi pasti menyenangkan. Siapa yang gak senang
dikelilingi benda seni nan indah yang dibuat oleh generasi muda Indonesia?
Nah
untuk itu saya, Danti dan Finna datang ke Bandung New Emergence volume 4 di
Selasar Sunaryo Art Space. Setelah sebelumnya datang Artist Talk tapi ujungnya
doing karena telat L Sesampainya kita di SSAS, masuk ke ruang pameran
tetap dengan lukisan pak Sunaryo lalu naik ke ruangan atas. Disana rupanya
karya yang ditampilkan lebih ‘serius’ untuk penikmat awam macam saya. Tapi
perhatian saya tertuju pada sebuah layar kecil yang memutar cerita ‘behind the
scene’ masing masing karya disana. Asiknya yang menuturkannya ya sang artist
itu sendiri. Ternyata mereka masih muda – muda loh! Oh iya, pameran 2 tahunan
ini memang menampilkan karya seniman muda yang sudah mulai ‘meniti karir’
artinya sudah punya karya yang cukup diperhitungkan. Sudah lolos kurasi ketat
nampaknya.
Lanjut
ke ruangan selanjutnya yang terpisah di bawah, dekat café. Ada 2 ruangan. Di
kedua ruangan ini karya yang ditampilkan lebih ‘urban’ dank has anak muda. Yang
seru sih waktu kaget dengar suara anjing yang menggonggong saat kita melewati
sensor yang entah dipasang dimana. Kocak juga waktu ada satu space mirip tempat
nonton dengan deretan kursi kayu. Loh kok yang diputar dvd How I Met Your
Mother? Rupanya judul karya nya How I Met Your Artwork. Aah lucu sekalii.
Setelah
itu di ruang ketiga ada susunan piring dengan tulisan “in case you haven’t
notice I miss you” aah ini aing pisaan! *dalam hati* Bagus sekali ide nya. Wah pokonya semua karya bagus dan punya
identitas masing-masing. Selepas dari ruang pameran, Danti mengingatkan, “oia
ke perpusnya yuk, Fan”. Oke setelah Tanya Tanya sama petugas galeri, di balik
dan dipojokan sampailah kita ke perpustakaan nya. Wah saya dan Danti seperti
gak mau keluar dari sana. Homy, nyaman sekali dengan deretan buku seni lengkap.
Petugasnya pun ramah. Saya dan Danti sibuk berkeliling menyusuri tiap deret buku-buku
seni itu. Kemudian kami bertekad harus menyediakan waktu lebih untuk kemudian
singgah lagi ke perpustakaan SSAS.
Gak
terasa disana sangat menyenangkan, seperti banyak sudut yang bisa dinikmati di
SSAS, tapi jadwal berkata lain. Jam 4 kami meninggalkan SSAS untuk menonton
film Lewat Djam Malam di blitz pvj. Sempat bingung juga karena gak ada poster
film nya di pajang, tiketnya sih bisa dibeli langsung di loket. Pas pilih
tempat duduk kita bertiga sempat terhenyak. Baru ada 4 orang penonton lain yang
beli tiket sebelum kita. Alamat bisa koprol di studio nya nih. Hehe. Oke sip
akhirnya total penonton Cuma 8 orang sodara – sodara. Overall ceritanya memang
drama ala romansa jadul. Yang menghibur buat saya sih dialognya yang masih baku
penggunaan bahasa nya. Lalu aktingnya juga kaku khas jaman dulu. Tapi menarik
kok, walau ditengah agak bikin ngantuk. Mungkin karena alurnya datar yah. Buat
dedek dedek yang hobi nya nonton film Hollywood memang tidak disarankan sih ya
hehe.
Nah
begitulah cerita kencan sore yang padat namun sangat menyenangkan bersama kami
bertiga. Tunggu cerita ‘perburuan’ pameran di galeri lainnya! Adios!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar