Vi, kini aku tahu siapa aku. Aku
dilahirkan sebagai batu tulis kosong. Aku tabula rasa, aku adalah dogma dari
aliran empiris dan aku terbentuk dari jalannya hidup. Aku tak pernah
menyesalinya. Aku tak menyesali jalanku.
Halaman
terakhir dari buku yang kubaca selama kurang lebih 2 minggu itu membuatku
merinding. Setelah hanyut dalam cerita kompleks dan memberikan kejutan di
setiap bab nya akhirnya cerita Galih, Krasanaya, Violet, dan Raras berakhir
pagi tadi. Pagi saat aku membuka mata untuk melanjutkan bacaanku yang tertunda
tadi malam.
Saat
halaman makin menipis di genggaman tangan kananku pertanda cerita akan usai
entah kenapa aku sedih. Saat baru mulai membaca kembali dan dipertemukan dengan
buku karangan Ratih Kumala ini hasrat membacaku seolah penuh. Yang tadinya
kosong tak terisi, sekarang penuh bahkan minta diisi lagi dan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar