padaku, ini perihal sebuah rasa.
yang bisa dibilang tidak menyenangkan bagi siapapun.
untukku, rasa ini kadang muncul di malam hari dan menyelinap dalam sanubari.
membuat diriku yang seharusnya sudah terlelap, tetap terjaga hingga hari berganti.
tidak ada yang dapat kuminta pertanggungjawaban atas rasa ini.
sulit untuk mengendalikan diriku sendiri.
jemariku kadang nakal dan tak mau mengalah.
ia bergegas menulis rasa itu menjadi untaian pesan singkat dan tanpa pikir panjang langsung dikirimkan kepada seseorang berkilo-kilo meter jaraknya.
rutinitas selama tiga tahun itu masih terasa nyata.
gelaknya, suaranya, sentuhan bahkan deru nafasnya.
kalaupun ada yang berubah, itu nyata adanya.
tapi masing masing hati diciptakan tidak bakat berdusta.
walau kadang ia tidak bersuara lantang, lirih ia berkata.
dan aku masih cukup jelas mendengarnya.
betapa ia rindu.
betapa ia benci rasa itu.
ya, rasa kehilangan yang amat sangat.
sekarang tinggal bagaimana aku melewatinya.
hilang itu bukan kami yang mencipta.
sebenarnya dia tetap ada, bahkan menjaga.
tapi tidak dengan seksama ditunjukkannya.
biarlah, biar rasa hilang itu tetap ada
agar kami tidak lelah mencari.
hilang kebersamaan bukan berarti hilang kepedulian.
hilang toh nanti akan ada yang menemukan.
dengan dipisahkan jarak berkilo-kilo meter jauhnya,
semoga ia masih bisa merasa.
ketulusan itu selalu ada untuknya.
kerinduan itu nyata disetiap paginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar